Senin, 12 Februari 2018

Hanya Sebuah Ember

Hujan lebat melanda rumah itu. Ibu yang tinggal di rumah itu mulai kebingungan. Karena atap rumah mulai merembes air hujan. Akhirnya ember kesayangan ditemukan di halaman belakang rumah. Ember itu diletakkan di bawah atap yang merembes dan airnya pun menetes di ember. Memang hanya sebuah ember.

            Kadang kala kita lupa akan ember dalam hidup kita. Kita sering memperhatikan "ember" orang lain. Mencampuri atau memperdulikan orang lain, sehingga lupa ember dalam hidup kita mulai bocor. Kita jarang mengoreksi diri dan terus melebarkan "ember hidup" ini. Alhasil kalau kita ditanya ke depannya ingin seperti apa. Kita akan selalu menjawab tidak tahu. Karena kita kurang mengisi dan memperlebar "ember hidup" yang kelak dapat menentukan arah dan langkah kita. Maukah kita mulai memperhatikan "ember hidup" yang dimiliki saat ini? (jey)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar