Sebuah patung dengan kostum polisi berdiri tegap di pertigaan bawah
jembatan Layang Waru, Sidoarjo. Tujuan utamanya adalah membuat pengendara
tertib menaati aturan lalu lintas. Tiga hari pertama, patung itu efektif
membuat pengendara menjadi tertib. Mereka tidak tahu bahwa yang berdiri disana
bukanlah polisi sungguhan tetapi patung manekin yang sudah didandani menjadi
polisi sungguhan. Setelah mereka tahu hal itu, pengendara mulai berani
melanggar aturan lalu lintas. Mereka tidak takut ditilang oleh polisi karena
tidak ada polisi sungguhan yang berjaga. Karena tidak diawasi, mereka melanggar
aturan, padahal aturan dibuat untuk keselamatan pengguna jalan.
Suatu kali, salah seorang polisi
sengaja berpura-pura menjadi patung. Ia berdiri di tempat dimana biasanya
patung polisi berada. Saat ada pengendara motor yang melanggar aturan lalu
lintas, polisi yang dikiranya patung, langsung menghampirinya. Si pengendara
terkejut, tidak menyangka patung polisi menjadi hidup. Dia pun harus menerima
hukuman atas perbuatannya melanggar peraturan lalu lintas.
Sobat, terkadang mungkin kita
bertindak seperti si pengendara motor nakal tersebut. Karena tidak ada orang
yang tahu, maka kita berani melanggar peraturan, padahal peraturan dibuat untuk
kebaikan. Sebaiknya, ada atau tidak ada orang yang melihat, kita harus tetap
menaati peraturan yang berlaku. Ingatlah bahwa ada Tuhan yang selalu mengawasi
dan melihat perbuatan kita. (jr ~ renungan singkat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar